Friday 10 July 2015

Mengapa Beasiswa?

Well, apa kabar bray…

Sudah cukup lama sejak tulisan terakhir dan sekarang akhirnya saya kembali bisa menulis disela-sela kesibukan Pre-Departure. Harapan saya, semoga tulisan ini memberi manfaat terutama bagi para scholarship hunters. Untuk edisi kali ini, saya akan mengulas beberapa alasan mengapa harus kuliah dengan pendanaan dari beasiswa. Bagi bray yang belum terpikir untuk mencari beasiswa, bisa dibaca artikel ini sampai habis.
Kenapa kuliah dengan beasiswa?
.
1.       Kuliah tanpa biaya.
Kecuali bray berasal dari kalangan kaya dengan uang saku tanpa batas, maka kuliah apalagi di luar negeri benar-benar menguras kantong sendiri, ortu, dan bahkan sanak saudara. Dalam negeri saja (Pontianak), biaya kuliah pertahunnya bisa sekitar 10-13 jutaan. Di luar negeri, seperti UK, bisa 20 kali lipat dari itu. Di university of Leicester, biaya pertahunnya bisa mencapai 13.500 GBP. Belum lagi ditambah biaya transportasi, akomodasi, dan makan selama di UK.
Dengan beasiswa, bray tidak perlu lagi memusingkan perkara pembiayaan. Jika beruntung, semua kebutuhan akan dicukupi. Mulai dari SPP, akomodasi, makan, asuransi kesehatan, hingga tiket PP ke negara tujuan. Mengapa saya katakana jika beruntung? Karena memang ada beberapa beasiswa yang cuma menawarkan pendanaan sebagian saja, misal hanya mengcover SPP saja tidak termasuk living cost dan asuransi. Sehingga, para awardee mesti mencari dana tambahan untuk menutupi living cost tersebut. Meskipun begitu tidak jarang pula yang berbentuk full scholarship. Sehingga, wajib hukumnya untuk tetap cermat ketika memilih jenis beasiswa yang kita cari. Jangan sampai ketika sudah diterima malah baru tahu bahwa itu adalah beasiswa tidak penuh (partial). Terkait jenis-jenis beasiswa, akan saya jabarkan lebih jauh pada tulisan saya yang lainnya.

2.      Jalan-jalan gratis ke luar negeri
Bagi para mahasiswa berkantong cekak seperti saya, sulit rasanya merasakan sensasi nikmatnya jalan-jalan ke negara eropa. Kalaupun bisa, saya mungkin harus menggadaikan beberapa barang berharga saya. Tapi itu semua tidak lantas membuat patah semangat. Ada banyak jalan menuju roma. Jika tidak mampu dengan biaya sendiri, kita bisa memanfaatkan dana beasiswa.
Selama masa kuliah, tentu kita memiliki jeda libur. Momen ini yang biasanya sering digunakan untuk berlibur. Kita bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah, taman kota, atau destinasi wisata lainnya. Bagi yang kuliah di Italia, mungkin bisa merasakan berperahu di kanal Venesia. Untuk awardee UK, apalagi cowok, rasanya tidak ada yang lebih indah selain menonton sepakbola tim favorit di kandang kebanggan. Cewek-cewek yang menyukai Korean POP akan sangat “tersalurka hasratnya” jika bisa pergi dan belajar di negara ginseng tersebut. Hebatnya lagi, kita tidak perlu merogoh kocek pribadi untuk berlibur seperti ini, karena normalnya living cost bulanan sudah cukup menutupi biaya-biaya ini meski dengan syarat berhemat tentunya.

3.      Prestisius
a.       Awardee
Untuk mendapatkan beasiswa tentu tidak mudah, harus melewati berbagai seleksi dan mengeliminasi hingga ribuan pelamar lainnya. Tentunya dengan medaftar beasiswa Bray akan otomatis masuk ke dunia kompetesi. Memang tidak semua beasiswa merit-based. Akan tetapi, berkat beratnya persaingan ini sehingga ketika lulus justru kita akan memiliki kebanggaan sendiri. Paling tidak bagi sesama mahasiswa dari Indonesia. Tidak jarang saya menemukan pelamar yang sebenarnya cukup mampu secara finansial, namun tetap saja mendaftar beasiswa.
b.      Alumni
Walaupun tidak mutlak, lulusan luar negeri apalagi dengan beasiswa tak dapat dipungkiri memilik poin lebih di mata para pemberi kerja. Apalagi jika dibekali dengan pengalaman kerja yang panjang maka peluag mendapatkan posisi yang lebih baik semakin terbuka lebar.

4.      Mengaburkan status “pengangguran”
Saya yakin tidak ada satu orangpun yang ingin menjadi pengangguran. Itu pula yang mendasari para orang tua menguliahi menguliahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Semuanya demi masa depan anaknya agar menjadi lebih cerah. Akan tetapi, tidak sedikit pula mahasiswa yang belum menentukan “mau jadi apa” mereka kelak setelah lulus kuliah. Padahal, jika terlambat salah-salah cap pengangguran bakal melekat kepadanya. Umumnya, rencana para fresh graduate setamat kuliah adalah mencari perkerjaan dan sebagian kecil menikah. Nah, bagi Bray yang belum punya jodoh untuk dinikahi, dan kebetulan juga belum dapat penggilan kerja ada baiknya mengikuti saran ini jika tidak ingin disebut sebagai “pengangguran intelektual”.
Bray bisa melanjutkan studi ke jenjang S2. Namun demikian, menggunakan rupiah pribadi tentu bukan solusi yang bijak. Di sini, para penderma beasiswa hadir dengan sosok malaikatnya seolah sedang membawa slogan mengatasi masalah tanpa masalah. Paling tidak, berburu beasiswa sekarang bisa Bray masukkan ke dalam daftar alternatif rencana pasca kuliah.

Dari semua yang saya ceritakan diatas, sebenarnya beasiswa tidaklah benar-benar gratis. Ya, memang semua kebutuhan finansial kita disokong oleh pemberi beasiswa. Namun, ada harga yang tidak bisa dibayang dengan uang. Ada yang namanya perjuangan yang seolah telah melekat disetiap diri “scholarship hunter”. Percayalah, bagi mereka yang sudah diterima pasti sudah pernah mengalami yang namanya kegagalan, satu kali, dua kali, atau bahkan berkali-kali. Tapi kegagalan tidak pernah dijadikan alasan untuk berputus asa. Justru, kegagalan itu yang menjadikan mereka lebih baik. Selain itu, ada juga doa dalam setiap perjuangan. Kita tidak bisa berjuang sendirian tanpa campur tangan-Nya. Jangan lupa untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa setelah berjuang. Just do the best, then let the God do the rest.

1 comment: