Thursday 21 June 2018

Teaching Ideas Needed!

Well, setelah sekian lama terbengkalai (again), akhirnya saya spare-kan waktu buat mengisi artikel singkat di blog ini.

Baru- baru ini saya baru saja terpikir untuk membuat sebuah blog atau website yang berisi teknik-teknik mengajar bahasa Inggris di kelas. As you know, bahasa  Inggris so far sering dianggap menyeramkan, boring, etc. Sudah sering saya dengar belajar sudah dari SMP tapi hingga sekarang tetap saja tidak bisa berbahasa Inggris.

Nah, bulan lalu saya mengikuti pelatihan metodologi pengajaran bahasa. Well, I can't tell you panjang lebar di sini. Tapi, intinya pelatihan tersebut benar2 mengubah cara berpikir saya tentang bagaimana mengajar bahasa Inggris. You know what, teaching English with prepared activities is waaay too fun in my classroom. Bahkan di kelas zombie pun (dengan siswa hidup segan mati tak mau) bisa menjadi meriah jika menggunakan teknik mengajar yang cocok. Well, I'll tell you the story in my next posting!
Ups! Ini foto lama ya, bukan foto pelatihan
metodologi pengajaran bahasa.
So that's why saya berniat berbagi dengan guru-guru bahasa Inggris lain yang kemungkinan kelasnya sama seperti saya (membosankan) agar menjadi lebih hiduup! Saya ingin sekali agar blog ini bisa berkontribusi memberikan ide2 aktifitas di kelas buat para guru. Jadi, guru-guru yang mengajar bahasa inggris ga perlu pusing2 lagi deh mendesain aktifitas di kelasnya dari nol. Paling nantinya guru hanya sedikit memodifikasi sesuai demgan kebutuhan dan level siswa masing2. 


Tantangannya??? Siapa yang akan mengisi artikel2 ini? I have some of course. Tapi pastinya sangat terbatas. So, jika teman-teman pengajar lain yang kebetulan membaca postingan ini, boleh deh sekiranya email saya untuk berbagi di blog ini, terutama jika memiliki aktifitas2 kelas menarik yang sudah pernah diterapkan di kelasnya masing2. Bukankah 2-3 kepala lebih baik, hehehe. So, teacher fellas please email me at ainurrizqi89@gmail.com for further information. See you! 

Sunday 31 January 2016

Oh Indonesia..!!

Oh Indonesia..!!

Repost dari postingan pribadi di Facebook 15 Januari 2016

Baru tadi malam, saya mengetahui kejadian serangan bom di jakarta. Itupun setelah melihat tagar ‪#‎KamiTidakTakut‬, meme pedagang sate dan kerumunan orang di dekat lokasi tembak menembak, yang juga menarik perhatian luas, bahkan media internasional. Hal yang saya kira sangat positif.

Tapi, semakin kesini foto2 dan pembicaraan yang beredar kok cenderung kearah yang semakin 'ngaco'. Dari FOTO SELFIE, sepatu branded & KW, sampe polisi fashionable. Hashtag yang tadinya 'wearenotafraid' seketika juga berubah menjadi ‪#‎kaminaksir‬. Kok rasanya ada yang SALAH dengan tema orang2 ini. Apa ini yang namanya alayers?

Alih2 aksi solidaritas, para alay ini menurut saya malah menunjukan sikap tidak simpatik, empatik, atau apapunlah itu namanya. Apa urusannya coba, antara #kaminaksir dan melawan teroris? Apa hashtag demikian akan membuat para teroris 'merasa gagal'? Atau, itu yang namanya bentuk dukungan bagi para korban?

INGAT, yang menjadi korban bukan hnya para pelaku, tapi juga warga sipil dan polisi. Hargai perasaan keluarga korban. Apa jadinya jika diantara mereka menyaksikan berita di televisi, dan yang mereka liat bukan wajah serius reporter tv, tapi justru senyum sumringah alayers lagi selfie! Hashtag 'wearenotafraid' itu sejatinya dan seharusnya merupakan bentuk perhatian kita, terutama yang tidak terkena dampak langsung. Dengan menyebar hashtag tsb kita seakan datang menemani, menepuk pundak sahabat kita dan berkata "ayoo bangun, kamu ga sendiri, liat kami semua datang membantu, ayo kita lawan bersama", bukan malah menunjukan kepada Dunia seberapa alay-nya (bangsa) kita. It's not funny!

Dan lagi, ‪#‎wearenotafraid‬ adalah senyum dan tawa seseorang yang kuat, tabah, tegar dan saling berpegangan tangan. Tawa ini bukan tawa candaan, guyonan, apalagi terbahak-bahak seakan-akan ini komedi tepung yang sering kalian (para alayers) tonton di TV! Stop making this attack as a joke, please!


Thursday 27 August 2015

Beasiswa Luar Negeri Populer (Bagian 1)

Setiap tahun, ribuan pelamar rela bersaing mendapatkan beasiswa yang umumnya dengan kuota tidak lebih dari 500 per tahun ini. Alasan yang membuat mereka begitu populer pada dasarnya sama saja. Beasiswa-beasiswa ini memberikan pembiayaan secara penuh. Artinya, pemberi beasiswa menanggung semua biaya yang dikeluarkan oleh awardee selama studi seperti SPP, biaya hidup, asuransi, biaya pelatihan, hingga tiket pesawat menuju dan dari negara tujuan studi.

Sumber foto http://dentistry.unsoed.ac.id/node/58
Australia Awards
Australia awards adalah beasiswa internasional prestisius yang didanai oleh pemerintah Australia. Beasiswa yang dulunya bernama Australia Development Scholarship (ADS) ini pada tahun 2012 memberikan beasiswa kepada 4.900 mahasiswa S2 dan S3 dari 145 negara. Indonesia yang merupakan tetangga dekat Australia kebagian jatah 500 kuota, paling tidak hingga tahun 2013. Beasiswa ini memberikan peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk merasakan pengalaman belajar di negara kangguru dengan program studi yang hampir tidak terbatas. Periode pembukaan pendaftaran biasanya pada bulan januari hingga april. So, siapkan dirimu dari sekarang. Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website resmi http://www.australiaawardsindonesia.org/
Fulbright
                Ada banyak beasiswa yang menyediakan peluang beasiswa di Amerka Serikat, dan yang paling ternama (menurut saya) adalah Fulbright. Penerima beasiswa Fulbright sendiri terbilang banyak yaitu sekitar 275 orang (tahun 2011) dari berbagai bidang keilmuan. Selain itu, program yang ditawarkan sendiri sangat variatif. Contohnya, program beasiswa Master, Program Doktor,Program Penelitian, serta  Program Fulbright yang didanai Dikti. Ada juga beberapa program khusus seperti FLTA (pertukaran guru bahasa Indonesia ke US), Hubert Humprey, pertukaran mahasiswa S1, dan masih banyak lagi. Saat ini, informasi beasiswa-beasiswa di Amerika Serikat berada dibawah American Indonesia Exchange Foundation (AMINEF). Sebab itu, Informasi mengenai beasiswa Fulbright ini dapat dibaca pada laman http://www.aminef.or.id/ atau dari google dengan memasukkan kata kunci Fulbright Indonesia

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
                LPDP merupakan salah satu pemberi beasiswa yang berasal dari dalam negeri. Beasiswa ini disantuni oleh gabungan 3 kementerian: kemenkeu, kemendikbud, dan kemenag. Saat ini, LPDP tengah menjadi primadona dikalangan pencari beasiswa. Terbukti, lebih dari 25 ribu pelamar mengirip aplikasinya setiap tahun. Tak heran, mengingat beasiswa ini menyediakan kurang lebih 3000 beasiswa setiap tahunnya. Jumlah yang terbilang banyak tentunya. Keunggulan lain dari beasiswa ini adalah tujuan jangka panjangnya yang ingin menciptakan sekelompok pemimpin masa depan yang akan memberikan segudang kontribusi sekembalinya mereka ke tanah air. Dapat dikatakan, beasiswa ini adalah yang paling nasionalis. Info lengkap dari beasiswa ini dapat dilihat di laman www.lpdp.kemenkeu.go.id 

Chevening
Beasiswa Chevening adalah beasiswa prestisius yang diberikan oleh pemerintah Britania. Beasiswa ini membolehkan penerimanya untuk belajar di Universitas mana saja di United Kingdom. Setiap tahunnya, beasiswa Chevening telah menganugerahkan 1500 kuota kepada mahasiswa international di seluruh penjuru dunia. Tahun 2015, Chevening bersedia memberikan beasiswa kepada sekitar 70  mahasiswa dari Indonesia.  Beasiswa ini biasanya menutuo pendaftarannya pada bulan November setiap tahunnya. Untuk info selengkapnya, bisa mengunjungi situs www.chevening.org

StuNed
       Negara Belanda juga tidak ketinggalan memberikan beasiswa bagi putra-putri terbaik Indonesia. Saat ini, informasi beasiswa-beasiswa di Belanda disediakan secara resmi melalui website nuffic neso Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah beasiswa StuNed. Setiap tahunnya, 200-250 mahasiswa dikirim ke Belanda dengan harapan memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Beasiswa yang diberikan terbilang variatif, karena selain menyediakan beasiswa master, StuNed juga memberikan beasiswa short course. Informasi penting lain mengenai StuNed dapat dibaca di laman resmi Nuffic Neso Indonesia http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned








>

Sunday 26 July 2015

Ingin Melamar Beasiswa? Perhatikan ini.

Disclaimer:
Tulisan ini sepenuhnya berdasarkan opini penulis dan oleh karenanya tidak mewakili atau merepresentasikan salah satu lembaga pemberi beasiswa.

Jika anda membaca tulisan saya ini, artinya kemungkinan besar kita sama. Bisa jadi anda juga memiliki kesamaan minat dengan saya yaitu berburu beasiswa. Seperti diketahui, ada begitu banyak para pencari beasiswa di luar sana yang sama seperti kita. Sebagian mungkin sedang atau telah berhasil mencapai cita-citanya. Namun, sebagian lain banyak pula yang gugur. Ada yang gagal di tahap wawancara. Ada juga yang belum lulus seleksi berkas. Bahkan mungkin banyak pula yang gagal karena memang tidak pernah mengirimkan aplikasinya. Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman pribadi sehingga bisa memompa kembali semangat para pemburu beasiswa seperti anda. Satu pengalaman saya ini barangkali bisa menjadi tips bagi anda atau paling tidak menambah koleksi tips anda dalam mendapatkan beasiswa.
Sumber foto: www.kesekolah.com

Sudah barang tentu setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengejar impiannya. Secara pribadi, salah satu yang saya gunakan terutama ketika mendaftar beasiswa adalah dengan mengirimkan lamaran sebanyak-banyaknya pada waktu yang bersamaan. Cara ini juga saya gunakan dulu ketika mencari pekerjaan. Tidak jarang dalam sehari saya bisa memasukkan 5-6 lamaran. Begitu juga dengan beasiswa. Pengalaman saya, saya pernah mengirimkan lamaran untuk beasiswa LPDP, Fulbright, dan Australia Award dalam waktu yang berdekatan, dengan harapan salah satunya berhasil diterima.
Cara seperti ini sukses menghemat waktu kita menjadi lebih efisien. Karena rata-rata beasiswa hanya buka satu kali dalam setahun, itu artinya kita harus menunggu lagi hingga tahun depan jika gagal tahun ini. Itu pun kalau tahun depannya tidak gagal lagi. Dengan mengirim banyak aplikasi, jika aplikasi yang pertama gagal maka kita masih memiliki kesempatan pada aplikasi lainnya di tahun yang sama. Intinya, kita tidak pernah benar-benar fanatik untuk satu beasiswa.
Cara seperti ini memang memiliki sisi lemah. Diantaranya adalah fokus kita yang menjadi terpecah. Apalagi tiap-tiap beasiswa biasanya meminta setiap pelamar untuk menulis beberapa esai. Dengan semakin banyak beasiswa yang dilamar itu artinya jumlah esainnya pun akan berlipat. Belum lagi jika pelamar yang bekerja atau sudah mempunyai keluarga. Maka, pelamar dituntut untuk benar-benar bisa membagi waktu dan pikiran seefisien mungkin.
Namun, kelemahan itu bisa saja kita akali jika memiliki timeline perencanaan yang baik. Dengan kata lain, pelamar membuat daftar prioritas sesuai dengan deadline karena masing-masing beasiswa memiliki deadline yang berbeda. Sebagai contoh, anda bisa mendahulukan beasiswa Australia Award ketimbang Chevening mengingat deadline Chevening yang biasanya di akhir tahun. Untuk itu, sebaiknya setiap pelamar mengetahui dengan baik kapan deadline setiap beasiswa sehingga pelamar bisa membuat perencanaan dengan tepat.


Friday 10 July 2015

Mengapa Beasiswa?

Well, apa kabar bray…

Sudah cukup lama sejak tulisan terakhir dan sekarang akhirnya saya kembali bisa menulis disela-sela kesibukan Pre-Departure. Harapan saya, semoga tulisan ini memberi manfaat terutama bagi para scholarship hunters. Untuk edisi kali ini, saya akan mengulas beberapa alasan mengapa harus kuliah dengan pendanaan dari beasiswa. Bagi bray yang belum terpikir untuk mencari beasiswa, bisa dibaca artikel ini sampai habis.
Kenapa kuliah dengan beasiswa?
.
1.       Kuliah tanpa biaya.
Kecuali bray berasal dari kalangan kaya dengan uang saku tanpa batas, maka kuliah apalagi di luar negeri benar-benar menguras kantong sendiri, ortu, dan bahkan sanak saudara. Dalam negeri saja (Pontianak), biaya kuliah pertahunnya bisa sekitar 10-13 jutaan. Di luar negeri, seperti UK, bisa 20 kali lipat dari itu. Di university of Leicester, biaya pertahunnya bisa mencapai 13.500 GBP. Belum lagi ditambah biaya transportasi, akomodasi, dan makan selama di UK.
Dengan beasiswa, bray tidak perlu lagi memusingkan perkara pembiayaan. Jika beruntung, semua kebutuhan akan dicukupi. Mulai dari SPP, akomodasi, makan, asuransi kesehatan, hingga tiket PP ke negara tujuan. Mengapa saya katakana jika beruntung? Karena memang ada beberapa beasiswa yang cuma menawarkan pendanaan sebagian saja, misal hanya mengcover SPP saja tidak termasuk living cost dan asuransi. Sehingga, para awardee mesti mencari dana tambahan untuk menutupi living cost tersebut. Meskipun begitu tidak jarang pula yang berbentuk full scholarship. Sehingga, wajib hukumnya untuk tetap cermat ketika memilih jenis beasiswa yang kita cari. Jangan sampai ketika sudah diterima malah baru tahu bahwa itu adalah beasiswa tidak penuh (partial). Terkait jenis-jenis beasiswa, akan saya jabarkan lebih jauh pada tulisan saya yang lainnya.

2.      Jalan-jalan gratis ke luar negeri
Bagi para mahasiswa berkantong cekak seperti saya, sulit rasanya merasakan sensasi nikmatnya jalan-jalan ke negara eropa. Kalaupun bisa, saya mungkin harus menggadaikan beberapa barang berharga saya. Tapi itu semua tidak lantas membuat patah semangat. Ada banyak jalan menuju roma. Jika tidak mampu dengan biaya sendiri, kita bisa memanfaatkan dana beasiswa.
Selama masa kuliah, tentu kita memiliki jeda libur. Momen ini yang biasanya sering digunakan untuk berlibur. Kita bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah, taman kota, atau destinasi wisata lainnya. Bagi yang kuliah di Italia, mungkin bisa merasakan berperahu di kanal Venesia. Untuk awardee UK, apalagi cowok, rasanya tidak ada yang lebih indah selain menonton sepakbola tim favorit di kandang kebanggan. Cewek-cewek yang menyukai Korean POP akan sangat “tersalurka hasratnya” jika bisa pergi dan belajar di negara ginseng tersebut. Hebatnya lagi, kita tidak perlu merogoh kocek pribadi untuk berlibur seperti ini, karena normalnya living cost bulanan sudah cukup menutupi biaya-biaya ini meski dengan syarat berhemat tentunya.

3.      Prestisius
a.       Awardee
Untuk mendapatkan beasiswa tentu tidak mudah, harus melewati berbagai seleksi dan mengeliminasi hingga ribuan pelamar lainnya. Tentunya dengan medaftar beasiswa Bray akan otomatis masuk ke dunia kompetesi. Memang tidak semua beasiswa merit-based. Akan tetapi, berkat beratnya persaingan ini sehingga ketika lulus justru kita akan memiliki kebanggaan sendiri. Paling tidak bagi sesama mahasiswa dari Indonesia. Tidak jarang saya menemukan pelamar yang sebenarnya cukup mampu secara finansial, namun tetap saja mendaftar beasiswa.
b.      Alumni
Walaupun tidak mutlak, lulusan luar negeri apalagi dengan beasiswa tak dapat dipungkiri memilik poin lebih di mata para pemberi kerja. Apalagi jika dibekali dengan pengalaman kerja yang panjang maka peluag mendapatkan posisi yang lebih baik semakin terbuka lebar.

4.      Mengaburkan status “pengangguran”
Saya yakin tidak ada satu orangpun yang ingin menjadi pengangguran. Itu pula yang mendasari para orang tua menguliahi menguliahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Semuanya demi masa depan anaknya agar menjadi lebih cerah. Akan tetapi, tidak sedikit pula mahasiswa yang belum menentukan “mau jadi apa” mereka kelak setelah lulus kuliah. Padahal, jika terlambat salah-salah cap pengangguran bakal melekat kepadanya. Umumnya, rencana para fresh graduate setamat kuliah adalah mencari perkerjaan dan sebagian kecil menikah. Nah, bagi Bray yang belum punya jodoh untuk dinikahi, dan kebetulan juga belum dapat penggilan kerja ada baiknya mengikuti saran ini jika tidak ingin disebut sebagai “pengangguran intelektual”.
Bray bisa melanjutkan studi ke jenjang S2. Namun demikian, menggunakan rupiah pribadi tentu bukan solusi yang bijak. Di sini, para penderma beasiswa hadir dengan sosok malaikatnya seolah sedang membawa slogan mengatasi masalah tanpa masalah. Paling tidak, berburu beasiswa sekarang bisa Bray masukkan ke dalam daftar alternatif rencana pasca kuliah.

Dari semua yang saya ceritakan diatas, sebenarnya beasiswa tidaklah benar-benar gratis. Ya, memang semua kebutuhan finansial kita disokong oleh pemberi beasiswa. Namun, ada harga yang tidak bisa dibayang dengan uang. Ada yang namanya perjuangan yang seolah telah melekat disetiap diri “scholarship hunter”. Percayalah, bagi mereka yang sudah diterima pasti sudah pernah mengalami yang namanya kegagalan, satu kali, dua kali, atau bahkan berkali-kali. Tapi kegagalan tidak pernah dijadikan alasan untuk berputus asa. Justru, kegagalan itu yang menjadikan mereka lebih baik. Selain itu, ada juga doa dalam setiap perjuangan. Kita tidak bisa berjuang sendirian tanpa campur tangan-Nya. Jangan lupa untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa setelah berjuang. Just do the best, then let the God do the rest.

Sunday 28 June 2015

Sepenggal Kisah di Bulan Ini


Hello bray!
Terima kasih udah berkunjung ke blog saya :D. Kali ini saya akan memulai postingan saya dengan kejadian-kejadian menarik beberapa minggu terakhir. Memang, beberapa saat belakangan ini menjadi hari-hari yang cukup membuat saya tersenyum lebar. Betapa tidak, perjuangan saya berburu beasiswa ke luar negeri berbuah hasil pada tanggal 10 Juni 2015. Saat itu, saya dinyatakan lulus tes wawancara oleh tim LPDP dan “berhak” mengikuti program Persiapan Keberangkatan angkatan ke 36 (PK-36). Kisah bagaimana perjalanan saya mendaftar beasiswa, termasuk beasiswa LPDP akan saya tulis pada postingan berikutnya ya bray!
Nah, kalau bukan cerita beasiswa, lalu apa dong yang akan saya share kali ini? Jadi, ceritanya, beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 18 Juni, saya ke apotik untuk membeli multivitamin bray. Maklum, ditengah padatnya kesibukan dibulan puasa ini, badan tetap harus fit (ciaelaaah). Waktu itu hari kamis agak sorean dan saya disambut oleh apotekernya, yang kebetulan berjenis kelamin ngarepnya cewek laki-laki,  wkwkw.
Gambar diambil dari http://dietheartnews.com
/wp-content/uploads/2012/02/ldl-hdl.gif
Pada saat sedang menunggu si apoteker mengambilkan vitamin yang saya minta, iseng mata saya menoleh ke dinding sebelah kanan. Disitu, saya menemukan tempelan yang berisi informasi biaya medical check-up. Saya lihat cost untuk test gula darah “cuma” 9 ribu bray dan untuk test kolesterol 18 ribu. Ada juga tes asam urat dan tensi darah tapi saya lupa berapa biayanya. Jujur, dulunya saya pikir untuk tes medis seperti itu berkisar 300 hingga 500 ribuan. Makanya saya sering mengurungkan niat untuk periksa kesehatan ke rumah sakit atau bahkan ke apotik sekalipun. Saya lalu berpikir, ah mungkin ini tes sederhana saja. Tidak seakurat jika saya tes di rumah sakit. Namun, sesederhana apapun saya rasa tidak ada salahnya dicoba. Kesehatan lebih mahal bray…
Oleh karena itu, saya beranikan diri untuk memeriksakan kesehatan saya. Saya memutuskan untuk periksa dua saja yaitu gula darah dan kolesterol. Selanjutnya, si apoteker mengeluarkan satu set alat periksa, semacam alat  ukur digital dan 2 lembar chip kecil masing-masing untuk test gula darah dan kolesterol. Ada juga alkohol dan semacam jarum kecil untuk mengambil darah dari jari saya. Sembari menunggu si “dia” mempersiapkan alat-alat tersebut, saya diserahi selembar kertas yang berisi informasi kadar kolesterol dan gula darah normal pada tubuh. Noted, untuk gula darah, rentangnya adalah:
80-100             : ideal
100-140           : sedang
140 keatas       : tinggi
Sedangkan untuk kolesterol rentangnya adalah:
Dibawah 200   : ideal
200-240           : sedang/ambang resiko tinggi
240 keatas       : resiko tinggi
            Naaah, setelah baca-baca info tersebut, here the show time, si apoteker sudah siap dengan jarum kecil untuk mengeluarkan darah dari jari manis saya. Tenaaang, jarumnya kecil kok, berasa digigit anak semut aja hehehe.. Trik, ditusuk deh jari manis saya. Lalu keluarlah darah dari jari saya dan lembar cek gula darah dilapkan (sedikit) ujungnya kedarah yang keluar. Lembar tersebut kemudian ditempelkan ke alat ukur digital yang sudah disiapkan. Alat ukur tersebut lalu menunjukan angka hitungan mundur dari angka 30 (kalo g salah). Artinya, setelah mundur hingga ke angka 1 maka akan keluarlah hasil tesnya. Daaann taaaaadaaaa,, hasil tes gula darah saya menunjukan angka 77. Sempat panik, karena angka 77 berarti dibawah 80 yang notabene angka terendah di lembar info. Saya takut kerendahaaan bray… Tapi kata si apoteker tidak apa-apa berarti masih normal dan saya pun tertawa lebar, hahaha.
            Fiuuuh, aman di tes yang pertama, si apoteker melanjutkan tes yang kedua. Prosesnya kurang lebih sama minus tusukan saja. Cukup dipencet jarinya dan keluar lagi darahnya. Satu lagi, lembar yang ditempelkan juga diganti dengan yang khusus kolesterol. Ada hitungan mundur lagi sesaat setelah si apoteker menempelkan lembar tesnya pada alat ukur. Cuma, kali ini hitung mundurnya lebih lama. Lebih dari 100 detik. Hati saya deg-degan menunggu hasil tes yang ini. Mata saya nanar petanda tidak sabar. Maklum saja, saya belakangan ini sering mengeluh kaku di leher. Itu salah satu faktor yang mendorong saya melakukan tes ini. Dan benar saja, ketika hitung mundur menunjukan angka 1 dan hasilnya keluar, angka yang tertera adalah 257! OMG! Itu artinya kadar kolesterol di tubuh saya jauh melewati angka ideal bahkan berada di resiko tinggi.
            Saya terhenyak setengah tidak percaya. Dengan umur yang masih 25 tahun kadar kolesterol saya sudah setinggi itu. Pantas saja saya merasa ada beban berat seperti menimpuki kepala saya. Leher terasa kaku. Badan juga sering lemas karena supplai oksigen menjadi terganggu. Selama ini kita sering mengira bahwa kolesterol tinggi eksklusif hanya bagi para bapak-bapak paruh baya dengan usia 40 ke atas. Jangan salah! Pola makan yang cenderung cepat saji dan pola hidup yang jarang bersentuhan dengan aktifitas fisik tampaknya telah membuat resiko kolesterol tinggi menjangkiti kalangan muda.
            Tapi tentu saya masih bisa tersenyum lebar. Bayangkan jika saya terlambat medical check-up. Bisa-bisa kolesterol saya semakin menumpuk tanpa saya sadari. Setelah kejadian itu saya juga menjadi lebih aware dengan kesehatan. Saya semakin hati-hati memilih makanan. Bukan berarti jadi menghindari sepenuhnya. Paling tidak, mengurangi lah. Yang tadinya tiap hari makan telur, jadi dikurangi seminggu 3-4 kali. Kalau perlu putihnya saja yang dikonsumsi karena kolesterol pada kuning telur sangat tinggi. Saya juga mulai menambahkan kegiatan fisik saya, agar lebih banyak jalan kaki atau jogging lagi nanti selepas bulan puasa.
            Sederhananya, semakin cepat kita tahu, semakin bagus karena bisa lebih cepat diantisipasi. Saya cukup sering mendengar orang-orang yang tidak (mau) periksa kesehatan sebab takut melihat hasil tesnya. Mereka berkilah bahwa dengan mengetahui hasilnya (apalagi jika kedapatan buruk) maka akan mengakibatkan stress. Jika stress maka akan semakin memperburuk kesehatan mereka. Padahal menurut saya, hasil test itu merupakan informasi yang sangat penting mengingat pola hidup zaman sekarang yang serba praktis dan minim aktifitas fisik. Hasil tes yang buruk sekalipun akan sangat berguna karena dapat menjadi penanda untuk berbenah sedini mungkin. Sebab, jika tidak dibenahi sejak awal, resikonya tidak main-main. Bisa-bisa terkena penyumbatan pembuluh darah, stroke, atau serangan jantung. Namun, jika hasilnya bagus alias tidak ada masalah, maka juga menjadi penanda bahwa kita masih boleh makan yang enak-enak, hehhe. Jadi, kenapa mesti takut Bray …..